Permasalahan yang
muncul ketika si anak merayakan kelulusan. Mungkin sudah menjadi kebiasaan
sehingga sulit diubah, yaitu ketika si anak mengetahui hasil kelulusan dan
merayakan dengan corat-coret seragam sekolah. Ini kelihatannya sudah biasa, tapi
sebenarnya ini adalah bentuk penghinaan terhadap sekolah. Mengapa ? berikut
alasannya :
1. Sekolah ibarat sangkar
Ketika siswa menempa pendidikan selama bertahun-tahun di
sekolah dengan pemberian berbagai macam tugas dan soal-soal latihan. Tapi
ketika lepas (lulus) terlihat seperti burung yang lepas dari sangkar. (lepas
dari berbagai macam tugas) yang akhirnya diekspresikan dalam bentuk corat-coret
seragam sekolah.
2. Bertolak belakang saat sebelum ujian
Sebelum ujian berlangsung banyak dan bahkan hampir seluruh
siswa akan melaksanakan doa bersama, memohon diberikan kelancaran saat ujian. Bahkan
hingga meneteskan air mata demi lulus dalam ujian. Tapi setelah lulus? Konvoi,
corat-coret seragam dan lain sebagainya.
3. Lambang sekolah
Mungkin si anak tidak menyadari bahwa lambang sekolah,
lambang organisasi (OSIS), atau mungkin bendera merap putih yang menempel pada
seragam ikut tercoret. Inilah bentuk penghinaan terhadap sekolah yang selama
ini sudah mendidik si anak.
4. Pandangan negatif masyarakat
Saat melihat konvoi anak sekolah yang merayakan
kelulusan, seragam sudah tercoret, maka masyarakat sudah pandai menilai tingkah
laku anak. Masyarakat akan berfikiran negatif “kok diperbolehkan main corat-coret seragam?” “dari sekolah mana ini?”
secara tidak langsung lembaga sekolah
yang kena dampaknya.
Sudah saatnya
hilangkan kebiasaan corat-coret seragam sekolah. Ada baiknya seragam yang masih
layak dipakai disumbangkan kepada adik kelas yang kurang mampu.
Sadarlah wahai anakku
Bahwa seragam yang kau kenakan itu
Terdapat lambang sekolahmu,
Terdapat Lambang organisasimu,
Bahkan benderamu...
Jangan kau coret lambang kebesaranmu itu....